SEMUANYA ADA DI SINI.....SD NEGERI 5 BOYOLALI

SD NEGERI 5 BOYOLALI

Jumat, 29 Januari 2010

Rahasia di Balik Karomah Wali

Kata wali adalah sebuah kata yang sudah tidak asing di telinga kita, apalagi jika sudah digandeng bersama dengan kata karomah. Pemahaman masyarakat yang ditangkap dari gabungan kata tersebut adalah suatu kedigdayaan yang dimiliki seseorang yang sudah mencapai derajat ma'shum (terlindung dari dosa dan kesalahan), yang menduduki seperti posisi Tuhan dan tidak perlu melaksanakan perintah syariat. Mereka mendudukkan orang yang disebut wali tersebut sebagai manusia yang khusus dan dijadikan rujukan segala permasalahan yang mereka hadapi. Mereka diyakini terlepas dari beban syariat karena sudah mencapai tingkat ma'rifat, berbeda dengan masyarakat awam yang hanya baru pada tingkat syariat. Namun bagaimana pemahaman Islam yang benar mengenai hal ini?

Definisi Karomah;
Karomah menurut bahasa artinya kemuliaan. Menurut istilah, karomah adalah kejadian luar biasa yang tidak untuk tantangan dan tidak untuk mengaku nabi. Alloh ta'ala menganugerahkan karomah kepada wali-Nya yang beriman untuk menolong urusan agama atau dunianya (Syarah Ushul I'tiqod Ahlussunnah Wal Jamaah). Jadi termasuk prinsip ajaran Islam yaitu membenarkan adanya karomah para wali dan kemampuan luar biasa yang Alloh anugerahkan kepada mereka. Karomah tersebut dapat berupa ilmu, kekuasaan dan lainnya. Lihatlah Maryam putri 'Imron yang mendapatkan makanan dari Alloh tanpa bersusah payah. Begitu pula istri nabi Ibrohim 'alaihi salam yang sudah tua namun dikaruniai anak oleh Alloh, serta berita-berita mengenai para pemuka dari umat ini, yaitu para sahabat, tabi'in dan generasi berikutnya. Karomah tersebut akan tetap ada dalam umat ini sampai hari kiamat tiba.

Beberapa Poin Penting Tentang Karomah:
  1. Karomah menunjukkan kesempurnaan Alloh dan kehendak-Nya. Dia lah yang menentukan sebab terjadinya sesuatu sesuai apa yang dikehendakiNya.
  2. Karomah para wali ini pada hakikatnya adalah bagian dari mu'jizat para nabi alaihi salam. Karena tidak mungkin karomah itu akan diperoleh mereka melainkan dengan sebab barokah mengikuti Nabi mereka, yang telah memperoleh kebaikan yang banyak.
  3. Karomah yang diperoleh para wali adalah kabar gembira yang disegerakan oleh Alloh dalam kehidupan dunia.

Wali Adalah Orang Yang Taat dan Bukan Orang Fasiq dan Pecinta Maksiat:
Para pembaca yang budiman, adakalanya kita dengar kisah ada seorang wali yang punya kekuatan luar biasa akan tetapi ia meninggalkan sholat, meninggalkan sholat jumat dan lebih senang menyepi dari manusia. Perhatikanlah baik-baik firman Alloh yang artinya, "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Alloh itu tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka itulah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Alloh. Demikian itulah kemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64). Dalam ayat ini yang dikatakan wali adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan bertaqwa. Orang beriman dan bertaqwa ialah mereka yang selalu melaksanakan kewajiban syar'i yang harus dilaksanakan, seperti sholat, puasa, haji dan sebagainya. Mereka adalah manusia juga yang dibebani dengan beban syariat.
Termasuk dalam kriteria keimanan disini adalah mengimani bahwa agama yang disyariatkan oleh Alloh itu melalui Rosul-Nya. Dengan demikian, wali Alloh ialah orang yang beriman kepada Rosululloh, ajaran beliau serta mengikuti beliau lahir dan batin. Barangsiapa mengaku wali, namun tidak mengikuti beliau maka tidak termasuk wali Alloh, bahkan jika dia menyelisihinya maka termasuk musuh Alloh tergolong wali setan. Alloh berfirman yang artinya, "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali Imron: 31). Alloh menjelaskan dalam ayat ini, barangsiapa yang mengaku mencintai Alloh maka dia harus mengikuti syariat yang dibawa oleh Rosul-Nya.
Para pembaca yang budiman, syariat Islam itu berlaku untuk seluruh umat Rosululloh shollallohu alaihi wassalam tanpa terkecuali. Sehingga adanya pembagian istilah hakekat, syariat dan ma'rifat bukanlah bagian dari Islam. Istilah tersebut produk orang-orang sufi yang bodoh syariat yang mulia ini. Maka jangan heran jika mereka melakukan cara-cara yang bid'ah untuk mencapai tingkatan tertinggi -versi mereka- sebagai makhluk ciptaan Alloh.

Mencari Karomah;
Karomah wali yang berupa kejadian luar biasa bukanlah tujuan hidup seorang muslim, berbeda dengan orang tarekat sufi, mereka selalu mencari karomah, dan ingin menjadi wali, hingga mampu mengeluarkan keanehan. Orang mukmin hendaknya mencari istiqomah, karena keanehan bukanlah syarat wali Alloh dan bukanlah syarat kesempurnaan iman. Alloh Ta'ala berfirman yang artinya, "Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu." (QS. Hud: 112). Ketahuilah bahwa dengan tidak munculnya karomah atau kejadian luar biasa pada orang yang beriman, tidaklah membahayakan agamanya dan tidak pula mengurangi martabatnya di sisi Alloh. Bahkan boleh jadi tiadanya karomah lebih bermanfaat bagi dirinya. Apabila keanehan yang muncul pada diri orang mukmin disertai dengan amalan agama yang benar, memang bermanfaat. Tetapi bila tidak, pemiliknya akan binasa di dunia dan di akhirat. (Al-Minhatul Ilahiyah, Fatawa Ibnu Taimiyah). Wallohu a'lam bishowab.
Oleh : Remaja Islam dan Kajian Islam Masjid As Salam(RISMA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar